Monday, November 17, 2008

wahai anakku

Temen-temen, tulisan ini merupakan suatu intisari dari sebuah terjemahan kitab kecil yang berjudul Wahai Anakku (Ayyuhal Walad), yang berisi hal-hal yang sangat dahsyat untuk kita sebagai anak, calon orangtua, maupun bapak atau ibu. Kitab ini juga sangat berguna untuk kita sebagai penuntut ilmu, pekerja, dan hamba yang selalu butuh Penciptanya. Dan tidak bisa dipungkiri kedahsyatan isi kandungan kitab ini tak lepas dari peranan sang penulis yang memang telah cukup banyak mengeluarkan kitab2 dahsyat lainnya, Beliau adalah Syekh Al Imam Zinuddin Hujjatul Islam Abu Hamid ibnu Muhammad Al Ghazali
Kitab ini membahas 10 Nasihat dari Imam Ghazali kepada muridnya, dan insyaallah saya akan menuliskan dan menyampaikan tidak secara langsung tetapi satu per satu nasehat.
Mudah-mudahan ini bermanfaat bagi kita semua, bagi siapapun tanpa terkecuali.
Selamat Menikmati .!!!
Muqaddimah
Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Akhir kebaikan tetap berada ditangan orang-orang yang bertakwa. Semoga sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Allah, yaitu Muhammad SAW, dan semoga rahmat Allah terlimpahkan pula kepada seluruh keluarganya.
Ada seorang pelajar yang tekun dan sabar melayani gurunya yang bernama Syekh Al Imam Zinuddin Hujjatul Islam Abu Hamid ibnu Muhammad Al Ghazali. Pelajar tersebut senantiasa menghabiskan waktunya untuk menggali berbagai ilmu dan sering membaca kitab dihadapan gurunya, Al Ghazali, sampai ia berhasil menyerap berbagai cabang ilmu. Ia juga menyempurnakan bermacam-macam amalan utama untuk dirinya.
Pada suatu hari saat si pelajar sedang sendirian, ia merenungkan keadaan dirinya, lalu berkata dalam hati : ”Aku telah berhasil membaca berbagi ilmu, Aku juga telah menghabiskan umurku untuk belajar dan mengumpulkan ilmu-ilmu itu. Sekarang yang paling baik untukku adalah mengetahui jenis-jenis ilmu yang bermanfaat buatku untuk hari esok serta yang dapat membahagiakanku didalam kuburku nanti. Adapun ilmu-ilmu yang tidak bisa memberi manfaat buat diriku, maka ilmu itu akan kutinggalkan sebagaimana yang disabdakan oleh rasulullah SAW :”Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat”
Angan-anganku ini senantiasa menjadi beban pikiranku sampai akhirnya aku berkirim surat kepada guruku, Al Ghazali, untuk mendapatkan fatwa darinya serta untuk menanyakan berbagai masalah, juga untuk mengharapkan nasihat dan do’a dari beliau.
Dan Imam Ghazali pun menulis surat jawaban yang berisikan 10 nasihat sebagaimana yang dikehendaki oleh muridnya. Wallahu a’lam.
Adapun isi surat tersebut adalah sebagai berikut :
Camkanlah Nasihat Ini
Ketahuilah wahai anakku tercinta dan mulia, semoga Allah memberimu usia panjang dengan taat kepadaNya. Semoga Allah juga melapangkan jalanmu sebagaimana jalan para kekasihNya. Sesungguhnya keterangan mengenai nasihat sudah kutulis dalam beberapa risalah dan sudah kusampaikan kepadamu, lantas nasihatku yang mana yang kau kehendaki? Jika nasihat-nasihatku itu masih belum dirasa cukup, katakanlah kepadaku apa yang kau hasilkan dalam belajar tahun yang lalu.
Wahai anakku, yang termasuk bagian dari nasihat adalah apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW kepada ummatnya, bahwa beliau pernah bersabda :”Tanda berpalingnya Allah SWT dari seorang hamba adalah disibukkannya hamba tersebut dengan sesuatu yang tidakbermanfaat bagi dirinya. Orang yang kehilangan masa usianya yang tidak digunakan untuk ibadah, maka pasti ia akan mengalami penyesalan yang berkepanjangan. Barangsiapa sudah berumur 40 tahun, diomana kebaikannya tidak bisa menutupi keburukannya, maka bersiap-siaplah ia masuk kedalam neraka”
Nasihat ini sudah cukup bagi orang-orang yang berilmu. Wahai anakku, nasihat itu mudah, yang sulit adalah menerima dan menjalankan nasihat tersebut. Bagi orang yang suka menuruti hawa nafsunya, nasihat itu terasa sangat pahit, karena hal-hal yang dilarang agama sangat disukai dalam hatinya.
1. Janganlah Niat Menuntut Ilmu untuk Mencari Keduniaan
Wahai anakku, berapa banyak malam yang kau gunakan untuk mempelajari ilmu sampai engkau haramkan dirimu tidur. Aku tidak mengerti apa yang menyebabkan dirimu bersemangat dalam belajar. Jika semangatmu dalam belajar untuk tujuan mencari materi atau menarik kebutuhan duniawi atau meraih kedudukan dalam hal pangkat keduniaan atau digunakan untuk kebanggan diri dihadapan teman-temanmu, maka kerusakan diri pasti akan kau rasakan.
Jika niat belajarmu semata-mata untuk menghidupkan syariat Allah dan membersihkan akhlakmu serta mengalahkan nafsu amarah yang selalu mengajak pada perbuatan jahat, engkau tentu akan merasakan kebahagiaan dan keuntungan.
Benar apa yang dikatakan orang yang melagukan suatu syair :
Tidak terpejamnya mata dalam beberapa malam
Untuk tujuan selain Allah adalah sia-sia
Menangisnya mata
Untuk tujuan selain Allah adalah tiada guna
Wahai anakku,
Hiduplah menurut apa yang kau hendaki
Tetapi ingatlah bahwa engkau pasti akan mati
Bersenang-senanglah terhadap apa yang engkau inginkan
Tetapi ingatlah dirimu pasti berpisah dengannya
Lakukanlah perbuatan sesuka hatimu
Nanti engkau akan merasakan pembalasannya
Wahai anakku, ketahuliah ilmu yang tidak bisa menjauhkan dirimu dari dunia ini berarti tidak bisa menjauhkanmu dari kemaksiatan dan tidak dapat mendorongmu semakin taat kepada Allah. Ilmu seperti ini juga tidak bisa menyelamatkanmu dari jilatan neraka Jahannam.
Jika ilmumu tidak kau amalkan pada hari ini sampai terlewatkan dalam beberapa hari, tentu pada hari Kiamat nanti engkau akan berkata :
”Kembalikan aku ke dunia! Aku akan melakukan amal shalih” Lalu dikatakan kepadamu: ”Wahai orang bodoh, kamu datang kemari berasal dari dunia”
"Bersambung ke Nasihat 2...."

No comments: